Key Performance Indicator (KPI): Manfaat, Jenis, dan Penerapannya
Maret 22, 2021
Bagi Anda yang sedang bekerja atau pemilik sebuah perusahaan yang menerapkan sistem kerja sesuai dengan SOP yang jelas, pastinya sudah tidak asing lagi mendengar KPI (Key Performance Indicator). Namun bagi Anda yang baru berkecimpung di dunia kerja atau baru menjalankan sebuah bisnis dan belum paham apa itu KPI, kini Anda perlu memahaminya agar seluruh kinerja yang akan dilakukan nantinya dapat terukur dengan baik.
Dalam arti yang paling luas, pengertian KPI (Key Performance Indicator) adalah alat atau matriks pengambilan keputusan yang berguna untuk memudahkan organisasi atau perusahaan dalam mengukur kinerja individual serta membantu mengevaluasi kinerja organisasi itu sendiri untuk mencapai tujuan visi strategi yang dimiliki. Untuk memahami lebih dalam mengenai Key Performance Indicator, mari simak ulasannya di bawah ini.
Manfaat KPI
Berdasarkan pengertiannya, Key Performance Indicator atau KPI dapat memberikan berbagai macam manfaat bagi jalannya bisnis perusahaan dan juga karyawan yang bekerja di perusahaan tersebut. Adapun beberapa manfaat yang bisa dirasakan dari adanya KPI adalah sebagai berikut.
1. Mengukur Performa
Tak hanya sebatas mengukur performa karyawan saja, Key Performance Indicator juga berfungsi untuk mengukur seberapa jauh bisnis Anda sudah berkembang. Apakah berkembang ke arah yang positif, atau bahkan sebaliknya. Dari data KPI inilah, Anda akan lebih terbantu dalam mencari solusi terkait keputusan terbaik yang harus diambil, misalnya menambah jumlah pegawai, menekan biaya operasional, dan sebagainya.
Kemudian metode evaluasi kinerja karyawan juga cukup beragam, yakni salah satunya mengukur apakah jam kerja yang telah ditetapkan oleh perusahaan sudah mereka gunakan secara efektif atau tidak. Jumlah kehadiran dan ketepatan waktu pengerjaan pekerjaan juga dapat menjadi salah satu indikator dalam KPI.
2. Membuat Target Lebih Terukur
KPI dapat menjadi alat yang paling efektif untuk mengukur target agar lebih tepat sasaran. Sebagai contoh, KPI dapat menilai bahwa karyawan tim sales saat ini baru bisa mencapai 30 persen dari target penjualan yang diharapkan yaitu misalnya 35 persen.
Maka berdasarkan data yang ditampilkan oleh KPI, manajer tim sales dapat melakukan evaluasi kepada masing-masing anggota timnya untuk mencari solusi dari pencapaian target tidak sesuai dengan harapan. Setelah itu, hal ini juga akan memungkinkan manajer tersebut untuk merancang strategi baru agar masalah ini tidak terulang kembali di waktu mendatang.
3. Membantu Akuntabilitas Perusahaan
Manfaat lainnya dari KPI adalah membuat pengukuran dan evaluasi kinerja karyawan dapat terukur secara angka dan statistik. Sehingga perusahaan dapat memiliki bukti terkait pencapaian dari masing-masing karyawannya yang nantinya akan membantu perusahaan dalam mempromosikan karyawan tersebut ke jabatan yang lebih tinggi.
4. Meningkatkan Semangat Kerja
KPI memang sudah sepatutnya didistribusikan kepada semua karyawan secara jelas dan juga transparan. Hal itu dikarenakan menurut survey yang dilakukan oleh para ahli, mayoritas karyawan yang bekerja di dalam sebuah perusahaan tentunya menginginkan sikap transparansi dari atasan mengenai informasi dan data yang tertulis dalam KPI mereka. Dari transparansi data inilah, motivasi kerja karyawan akan meningkat dan tujuan perusahaan pun dapat tercapai dengan baik.
Jenis-jenis KPI
Melihat dari definisinya, dalam praktiknya Key Performance Indicator yang dilakukan oleh sebuah organisasi atau perusahaan mempunyai 2 jenis KPI, yakni KPI Finansial dan KPI Non-Finansial. Berikut ini penjelasan dari kedua jenis KPI tersebut.
1. KPI Finansial
KPI Finansial merupakan bentuk indikator kinerja utama yang terkait dengan seluruh hal mengenai kegiatan finansial perusahaan atau organisasi. KPI ini juga bertujuan untuk memprediksi apakah bisnis Anda dapat bertahan dengan baik jika terjadi penurunan keuangan secara tiba-tiba. Berikut ini beberapa contoh dari KPI Finansial:
- Gross Profit KPI, KPI laba kotor berfungsi untuk mengukur jumlah dana yang tersisa dari revenue yang sudah dikurangi oleh harga pokok penjualan (HPP).
- Net Profit KPI, KPI laba bersih berfungsi untuk mengukur jumlah dana yang tersisa dari revenue yang sudah dikurangi oleh harga pokok penjualan (HPP) serta biaya-biaya operasional lain seperti pajak dan bunga.
- Gross Profit Margin KPI, KPI marjin laba kotor berfungsi untuk mengukur nilai persentase yang diambil dari hasil pembagian laba kotor dengan revenue.
- Net Profit Margin KPI, KPI marjin laba bersih berfungsi untuk mengukur nilai persentase yang diambil dari hasil pembagian laba bersih dengan revenue.
- Current Ratio KPI, KPI rasio lancar berfungsi untuk mengukur kinerja keuangan neraca likuiditas dengan cara aktiva (assets) lancar dibagi dengan kewajiban (liabilities) lancar.
2. KPI Non-Finansial
KPI Non-Finansial merupakan jenis KPI yang proses pelaksanaannya tidak secara langsung memengaruhi aktivitas finansial suatu perusahaan. Contoh KPI Non-Finansial yang umumnya terdapat pada sebuah perusahaan adalah sebagai berikut:
- Perputaran Pegawai atau Manpower Turnover.
- Rasio Pelanggan Kembali terhadap Pelanggan Baru atau
Repeat Customer to New Customer Ratio. - Matriks Kepuasan Pelanggan atau Customer Satisfaction Metrics.
- Pangsa Pasar atau Market Share.
Cara Menetapkan SMART KPI
Sebuah Key Performance Indicator dapat dikatakan tepat bila memiliki indikator SMART di dalamnya. Apa itu SMART? Specific, Measurable, Achievable, Relevant and Timebound.
- Specific (Spesifik): Menjelaskan secara rinci mengenai apa saja yang diukur dalam indikator kinerja utama dan menjelaskan mengapa indikator kinerja tersebut penting
- Measurable (Terukur): KPI harus dapat diukur dengan standar yang ditentukan
- Achievable (Tercapai): KPI harus dapat tercapai atau direalisasikan oleh semua pihak dalam kesepakatan kerja
- Relevant (Sesuai): Dalam mencapai sebuah goal, harus sesuai dengan visi dan misi yang telah terintegrasi dalam strategi bisnis Anda
- Timebound (Batas Waktu): Key Performance Indicator yang ditetapkan dapat dicapai dalam batas waktu yang ditentukan
Pada dasarnya, membuat Key Performance Indicator yang sesuai dengan indikator SMART sangatlah sederhana dan mudah diterapkan. Berikut ini 5 langkah sederhana yang bisa Anda gunakan untuk membuat indikator kinerja utama atau KPI.
1. Mempunyai tujuan yang jelas
Sebuah indikator kinerja utama harus mempunyai panduan yang jelas dan membuat siapapun yang membaca atau menghitungnya dapat menafsirkan data dengan benar.
Contoh KPI yang jelas seperti jika tujuan bisnis sebuah organisasi/perusahaan adalah menjadi 'pemimpin pasar', maka tujuan KPI yang bisa ditetapkan adalah 'meningkatkan pendapatan sebesar 10%' atau 'memperluas jangkauan area pemasaran produk kami di Asia Tenggara'.
Tujuan dari KPI harus bersifat jelas dan strategis. Strategis yang dimaksud merujuk kepada bagaimana strategi yang ingin dicapai dan diukur dapat menilai bagaimana sebuah organisasi mengeksekusi visi dan misi yang dimiliki.
2. Buat tujuan yang ingin dicapai secara garis besar
Apa targetnya? Apakah itu bisa dicapai? Kapan target harus tercapai? Bagaimana cara mengukur progres strategi yang sudah dijalankan? Apakah strategi yang digunakan akan mempengaruhi keuangan organisasi/perusahaan? Target harus realistis, perubahan proses bisnis membutuhkan waktu untuk diterapkan. Pada tahap awal pemantauan KPI, sebaiknya fokus pada target jangka panjang dengan pemantauan jangka menengah.
3. Mengumpulkan data
Pengukuran KPI merupakan pengukuran yang bersifat kuantitatif. Oleh karena itu, dalam menentukan Key Performance Indicator memerlukan data konkret dan valid. Hal ini dapat membantu pengukuran indikator secara tepat dan akurat.
4. Buat rumus KPI
Beberapa KPI hanya berisi satu metrik atau ukuran saja. Namun sebagian besar mengandalkan kombinasi yang disatukan dalam satu rumus terhitung. Misalnya, KPI yang mengukur produktivitas dalam pendapatan dari penjualan produk akan terlihat seperti ini: Pendapatan Total dibagi dengan jumlah total produk. Buatlah rumus yang sesuai dan selalu uji rumus tersebut untuk melihat apakah hasil yang didapat sesuai dengan realisasi atau tidak.
5. Menyajikan KPI
Untuk mengkomunikasikan Key Performance Indicator Anda secara efisien, Anda perlu menerjemahkan data ke dalam visual yang mudah dipahami seperti grafik dan bagan. Berikan pengarahan terhadap seluruh karyawan tentang proses penghitungan KPI untuk mencapai pola kerja yang efektif dan tepat sasaran.
Kesimpulan
Jadi, ini saatnya untuk Anda meningkatkan kinerja organisasi dalam mencapai strategi organisasi secara interaktif dan terintegrasi. KPI merupakan alat ukur dengan ukuran berskala dan kuantitatif yang dapat mengefisienkan strategi bisnis yang Anda miliki. Buatlah KPI yang sesuai dengan standar organisasi/perusahaan dan pangsa pasar bisnis Anda.